TEMPO.CO, Jakarta -Gelombang resesi di sejumlah negara menjadi sentimen negatif pasar keuangan nasional. Indeks harga saham gabungan atau IHSG Bursa Efek Indonesia mengalami pelemahan 3,85 persen selama lima hari berturut-turut pekan ini.
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menuturkan, sejak Jumat pekan lalu, dana asing cukup deras mengalir keluar dari pasar saham. “Capital outflow di pasar saham mencapai Rp 840 miliar,” kata dia di Kompleks Bank Indonesia, Jakarta, kemarin. Berdasarkan catatan Tempo, pada akhir September saat terjadi unjuk rasa di Jakarta, dana asing yang keluar mencapai Rp 565,19 miliar dan Rp 993,94 miliar dalam dua hari.
Menurut Perry, pergerakan pasar saham kian fluktuatif karena dipengaruhi oleh sentimen global berupa perlambatan ekonomi di Amerika Serikat. Untuk mengurangi dampak resesi global, Bank Indonesia menyarankan agar pemerintah mendorong faktor pertumbuhan ekonomi, terutama konsumsi rumah tangga dan investasi. “Bantuan sosial dari pemerintah ampuh dalam menopang konsumsi,” kata Perry.
Sumber pertumbuhan lainnya, kata Perry, adalah proyek infrastruktur yang masih akan terus berjalan. “Kami juga berharap pada triwulan III dan IV ekspansi fiskal atau belanja pemerintah lebih besar untuk mendukung pertumbuhan.” Bank Indonesia memproyeksikan pertumbuhan ekonomi tahun ini mencapai 5,1 persen dan mendekati 5,3 persen pada 2020.